Pengrusakan Hutan di Mamasa Makin Parah, Pemerintah Diminta Bertindak Tegas

By on Rabu, 16 September 2015

Pengrusakan Hutan di Mamasa Makin Parah, Pemerintah Diminta Bertindak TegasMAMUJU KAREBA1-Kebiasaan masyarakat yang sering membakar hutan untuk tujuan bercocok tanam ataupun hanya sekedar iseng membakar semak-semak kering terutama di tengah kondisi musim kemaru panjang seperti saat ini, semakin membuat kondisi kerusakan hutan di beberapa wilayah di Kabupaten Mamasa semakin parah.

Arul, salah seorang warga Kabupaten Mamuju yang baru-baru ini berkunjung ke wilayah Kabupaten Mamasa, mengatakan, di Desa Ralleanak Kecamatan Aralle misalnya, saat ini kerusakan hutan terlihat semakin parah akibat pembakaran dan penebangan liar yang dilakukan warga.

Kata Arul, di sepanjang jalan menuju Desa Ralleanak, sejumlah titik hutan yang sebelumnya hijau terlihat telah gundul dan rusak parah karena kebiasaan buruk warga yang sering iseng  melakukan pembakaran hutan dan lahan atau semak-semak yang kering di musim kemarau.

“Dari jauh saya kira kabut gunung yang menutupi lereng dan puncak bukit. Setelah dekat, ternyata itu asap yang berasal dari hutan yang dibakar,” kata Arul, Rabu (16/9/2015).

Menurut Arul, jika kondisi ini terus dibiarkan, maka akibatnya bisa terjadi longsor dan matinya sumber mata air yang akan menyebabkan terjadinya kekeringan di masa yang akan datang.

“Di mana lagi kita akan melihat di sisi jalan ada pancuran air yang mengalir dan udara segar, sejuk dan dingin serta embun yang menutupi pepohonan di pagi hari kalau ini terus dibiarkan?” kata Arul dengan nada tanya.

Arul menuturkan, selain semak-semak yang dibakar, di sepanjang jalan menuju Desa Ralleanak yang merupakan Kampung tempat kelahiran Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh ini, juga tampak pepohonan besar yang sengaja ditebangi untuk tujuan yang tidak jelas.

“Keadaan hutan yang rusa ini akan semakin parah jika penebangan liar yang terus-menerus dilakukan warga, tetap dibiarkan tanpa ada tindakan tegas pihak berwenang” cemas Arul.

Padahal, katanya, ada cara baik yang bisa dilakukan warga. Daripada menebang dan membakar hutan, akan lebih baik kalau warga menanam pohon untuk penghijauan dengan mengembangkan pohon gaharu yang cocok tumbuh di wilayah ini.

“Selain utuk penghijauan, juga bisa menjadi sumber pendapatan warga tanpa merusak lingkungan. Bibit kayu gaharu saat ini juga murah. Cuma Rp5000 per pohon,” katanya.

Penulis: Gufran Padjalai