Antisipasi Cuaca Ekstrem, Perlu Kesiapan Seluruh Elemen

By on Jumat, 13 November 2020


Mamuju Kareba1– Dalam rangka antisipasi perubahan cuaca ekstrem La Nina di wilayah Sulbar. Polri, TNI, Pemda dan Stakeholder terkait, menggelar Apel Konsolidasi, Kamis 12 November 2020.

Berlangsung di Lapangan Upacara Kantor Gubernur Sulbar, Apel Konsolidasi siaga bencana alam tersebut dipimpin langsung Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar.

Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar mengatakan, pelaksanaan Apel Konsolidasi merupakan bentuk kesiapan mengantisipasi kondisi perubahan cuaca ekstrem akibat La Nina di tengah pandemi Covid-19 dan tahapan Pilkada serentak 2020 yang dilaksanakan di empat kabupaten di Sulbar, yaitu Mamuju, Majene, Pasangkayu dan Mamuju Tengah.

Olehnya itu, Ali Baal menegaskan, diperlukan kesiapan seluruh elemen pemerintahan dan instansi terkait, untuk melakukan antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana, dengan menyiapkan sumber daya, sarana dan prasarana sebagai langkah antisipasi untuk memastikan ketersediaan peralatan, bahan pangan dan kebutuhan lainnya selama tanggap bencana di tengah pandemi Covid-19.

“Kita berharap bencana tidak terjadi, namun sangat penting kewaspadaan dan upaya antisipasi dini. Karena itulah mari kita selalu berikhtiar melalui kerja keras, sambil memohon kepada Tuhan agar memberi petunjuk terbaik dan perlindungan dari bencana serta pandemi Covid-19 segera berlalu,”ajak Ali Baal

Ali Baal menyatakan, perubahan cuaca yang ekstrem akibat La Nina penting menjadi perhatian di tengah pandemi Covid-19, dengan menanamkan kedisiplinan melaksanakan protokol kesehatan, yaitu pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak demi memutus rantai penularan Virus Corona.

“Masih terjadinya penambahan kasus baru positif Covid-19, adalah tantangan yang harus dijawab dengan kerja keras,”tandasnya

Melalui kesempatan itu, Ali Baal juga mengingatkan beberapa hal, pertama Apel Konsolidasi tersebut jangan sekedar formalitas atau seremoni belaka. Kedua masyarakat perlu selalu waspada menghadapi musim hujan yang diperkirakan hingga 2021.



Ketiga, pihak terkait perlu menyusun kebijakan mitigasi bencana dari fenomena meteorologi. Keempat, OPD teknis yang menangani urusan bencana supaya berkoordinasi dengan pihak terkait supaya menyiapkan tempat pengungsian yang layak dan bersih untuk mengurangi resiko penularan Covid-19 dan penyakit lainnya. Kelima, lakukan optimalisasi sungai, kanal, saluran air, dan penampungan air seperti waduk dan embung.

Adapun potensi dampak yang ditimbulkan La Nina, kata Ali Baal, dapat berupa angin kencang, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, luapan air akibat curah hujan yang tinggi. Sangat mungkin juga muncul penyakit seperti diare, demam, typus, hepatitis A, atau penyakit yang disebabkan kontak dengan urine hewan, dan dapat pula menyebabkan menurunnya tangkapan ikan nelayan karena berkurangnya makanan ikan akibat klorofil di laut makin berkurang.

Ia menambahkan, menurut prakiraan BMKG Pusat sebagian besar wilayah Indonesia akan terdampak La Nina pada akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021. Sementara prakiraan hujan oleh BMKG Majene, selama tiga bulan terakhir, yaitu pada November 2020 hingga Januari 2021.

Usai pelaksanaan Apel Konsolidasi, ditempat yang sama Tim Gabungan melakukan simulasi penanganan bencana

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

16 + 4 =