- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
37 PERSEN BALITA SULBAR ALAMI STUNTIN
MAMUJU KAREBA1- Anak balita yang berusia 0-59 bulan mengalami stunting di Provinsi Sulawesi Barat mencapai 37 persen angka anak yang mengalami stunting di Sulbar lebih tinggi dibandingkan angka nasional.
Anak balita 0-59 bulan di Provinsi Sulbar sebesar 37 persen melebihi
dari batas nasional yang persentasenya sebesar 27,5 persen
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, Ahmad Azis M Kes mengatakan,
bukan hanya masalah stunting, gizi kurang maupun gizi buruk yang
perlu mendapat perhatian pemerintah.
Menurut dia, pemerintah lebih menekankan pada stunting serta berbagai upaya-upaya promotif dan preventif yang dilakukan Provinsi Sulbar
“Kebijakan proses asuhan gizi dilaksanakan pada 1000 hari pertama
kehidupan (HPK) yang di rinci mulai sejak janin selama 9 bulan 10 hari
yaitu 280 hari,” katanya
Ia juga menegaskan betapa prafesionalisme petugas kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di Puskesmas menginat bahwa stunting di Sulbar sangat tinggi.
“Sistem manajemen puskesmas, pengintegrasian perencanan dalam pragram puskesmas mengenai survei mawas diri dalan siklus manajermen puskesmas dan pemberdayaan masyarakat, terselenggaranya dua fungsi puskesmas sesuai standar (UKM dan UKP), mesti dibenahi” katanya.
Indikator umum dalam Upaya Kesehatan masyarakat proses pengumpulaan, pengolahan dan analisis data untuk diagnosis dan rencana intervensi, untuk analisis data, hasil surveilans kesehatan dan gizi,” katanya.
Kemudian lanjutnya indikator keluarga sehat bidang kesehatan analisis
situasi melalui proses pengkajan melalui pengumpulan data data puskesmas, data pendudak sasaran, perilaku, dan kemandirian sasaran, kandisi lingkungan, kebijakan pemerintah.
“Ini semua merupakan bagian yang harus diprogramkan dalam upaya
menurunkan jumlah stunting di Sulbar,” katanya.
0 comments