Ratusan Hektar Sawah di Kecamatan Kalukku Alami Kekeringan

By on Minggu, 9 Agustus 2015

IMG-20150810-04656MAMUJU KAREBA1-Ratusan hektar tanaman padi di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju mengalami kekeringan akibat kemarua panjang. Areal sawah yang mengalami kekeringan tersebut merata hampir di seluruh wilayah kecamatan yang berada di bagian utara Mamuju ini.

Pantauan Kareba1.Com, Minggu (9/8), di beberapa titik, terlihat tanah dari petak-petak sawah di wilayah ini hampir seluruhnya sudah mengering dan  retak-retak, sementara tanaman padi petani yang berumur antara 2 minggu sampai satu bulan lebih, tampak sudah mati dan mengering.

Darwis, seorang petani yang tinggal di Dusun Galung Lemo mengatakan, kekeringan yang melanda areal persawahan khususnya di wilayah Dusun Galung Lemo yang turun sawah sekira 1 bulan yang lalu, disebabkan sumber air dari jaringan irigasi bendungan yang ada, tidak mampu mengairi keseluruhan luas sawah yang ada di Desa Beru-Beru.

Kepala Balai Penyuluh Perikanan dan Pertanian Kecamatan (BP3K) Kalukku, Tamrin mengatakan, luas tanaman padi yang mengalami kerusakan, lebih kurang 300 hektare.

“Bahkan diantaranya sudah ada yang puso (rusak). Di daerah beru-beru memang ada jaringan irigasi tapi debet air kurang,” kata Tamrin.

Ditanya apakah ada bantuan pemerintah untuk para petani, Tamrin mengatakan, hingga hari ini (Minggu-red) belum ada bantuan kepada petani khususnya Kecamatan Kalukku untuk mengatasi masalah kekeringan.

“Kalaupun hari ini atau besok ada bantuan, saya kira sebagian areal sawah petani sudah terlambat mendapat penanganan,” sebutnya.

Menurut Tamrin, pihaknya telah melaporkan masalah tersebut ke pihak dinas pertanian Kabupaten Mamuju. Kadis Pertanian Provinsi, lanjutnya, pada hari Sabtu kemarin juga sudah turun meninjau areal persawahan di Desa Beru-Beru.

Kata Tamrin, penyebab padi petani mengalami kekeringan karena petani tidak mematuhi jadwal musim tanam.

“Di Kalukku ini ada dua musim tanam, musim rendengan dan musim gaduh. Musim rendengan kan sudah selesai. Musim gaduh seharusnya tanam di bulan April dan panen di bulan Agustus. Tapi petani menyalahi jadwal. Selain itu, memang tahun ini di suluruh Indonesia terjadi kemarau panjang, tidak seperti tahun lalu,” kata Tamrin.

Penulis : Gufran Padjalai