- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
Bangun pendidikan Sulbar
Oleh: Irfan
Ketua Komunitas Mahasiswa untuk Kedaulatan Rakyat (Komkar Unika)
Pada momentum hari sumpah pemuda tanggal 28 oktober perlu kita ketahui bersama bahwa sejarah pemuda adalah yang nyata dan sejarah perlawanan
Dalam ingatan sejarah, pada tahun 1926 terjadi kongres pertama pemuda di nuasantara pada waktu itu tetapi kemudian gagal untuk mendeklarasikan sumpah pemuda, setelah gagalnya kongres pertama, pemuda waktu itu melakukan konsolidasi besar besaran karena kebanyakan pemuda dimasa itu, sadar bahwa konteks ketertindasan di zaman kolonialisme sangat menyengsarakan rakyat dimasa itu
Setelah pemuda waktu itu berhasil melakukan konsolidasi secara menyeluruh diseluruh daerah yang ada di nusantara, kemudian pada tanggal 26-28 oktober 1928 berkumpullah seluruh pemuda dari pelosok nusantara mulai dari jong celebes, jong java, dan lain lain, pada waktu pula lahirlah yang namanya sumpah pemuda
Momentum sumpah pemuda setiap tahunnya dirayakan oleh pemuda, karena sejarah pemuda memiliki sejarah yang sangat panjang dan sejarah pemuda adalah sejarah perlawanan, melihat dari sejarah yang dilakukan oleh pemuda mereka memiliki semangat yang besar untuk mengeluarkan rakyat dari penjajahan kolonialisme
Ditahun 2,000-an ini ketika kita melihat kondisi pemuda saat ini masih banyak yang apatis terhadap kondisi sosial hari ini, kita tahu bersama 2 tahun terakhir kita dilanda bencana wabah covid-19 dalam situasi sekarang ini, apa yang kemudian Negara lakukan terhadap dunia pendidikan hari ini, masih teringat betul diseluruh indonesia mahasiswa maupun pemuda melakukan aksi besar besaran untuk menolak yang namanya omnibus law, tetapi pemerintah dan dpr tak mendengar teriakan dari pemuda dan mahasiswa dengan disahkannya undang-undang tersebut, ini menandakan bahwa pemerintah kita hari ini lebih fokus menangani investasi luar dibanding mensejahtrekan rakyatnya Dan memperhatikan dunia pendidikan hari kni
Momentum sumpah pemuda seharusnya menjadi semangat bagi Negara untuk hadir ditengah masyarakatnya yang sedang dilanda bencana covid, bukan malah memberikan karpet merah kepada kapitalis kapitalis besar tan para tengkulak pendidikan, dan harus diingat bahwa dalam Negara
Untuk dilokal Provinsi Sulbar dan kabupaten mamuju sendiri harusnya ini menjadi tamparan besar bagi mereka, harusnya mereka hadir dalam memberika sarana dan pra sarana pendidikan, seperti para pendahulu kita yang bercita cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, contohnya saja di kecamatan kalukku masih ada kemudian sekolah di pelosok Yang maaih sangat kurang perhatian dari pemerintah padahal kita tahu bersama mereka layak mendapatkan hak pendidikan dan pendidikan murah bukan malah menajdikan pendidikan sebagai ladang bisnis
Jangan sampai kedepan pendidikan kita makin hari makin terpojokkan, jika hal ini terjadi ini sangat sangat memalukan bagi pemerintah baik provinsi Sulawesi barat maupun di tingkat kabupaten mamuju
0 comments