38.578 Jiwa Pengungsi di Kabupaten Mamuju

By on Jumat, 12 Februari 2021

Mamuju Kareba1

Hingga Tanggal 11 Februari 2021, jumlah pengungsi di Kabupaten Mamuju, tercatat sebanyak 38.578 jiwa. Tersebar di enam kecamatan. Yakni Kecamatan Mamuju, Tappalang, Tappalang barat, Simboro, Papalang dan Kecamatan Kalukku.

Data dari Kodim 1418 Mamuju, menyebutkan, Kecamatan Simboro menjadi wilayah yang terbanyak. Di dua kelurahan dan lima desa di Kecamatan ini, terdapat 15.967 jiwa pengungsi. Lengkapnya, kecamatan Tappalang 5.989, Tappalang Barat 9.221, Kalukku 1.934, Mamuju 5.371 dan Kecamatan Papalang 96 orang pengungsi.

 

Sementara itu, terkait kondisi Sulbar saat ini dan masih banyaknya pengungsi, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi, Klimtologi dan Geofisika (BMKG) Daryono diubungi via telpon menyebutkan, saat ini Sulbar memasuki kondisi tektonik segera stabil. Hal itu berdasarkan data, bahwa telah terjadi 50 kali gempa sususlan dengan 12 kali aktivitas gempa yang dirasakan, sejak gempa magnitudo 6,2 lalu.

 

“Kondisi ini dihasilkan dengan memahami bahwa gempa Majene dan Mamuju memiliki produktivitas gempa susulan yang sangat rendah dan didukung perhitungan estimasi peluruhan gempa yang terus meluruh. Selain itu gempa susulan di Sulbar tidak bersifat destruktif seperti yang pernah terjadi di Palu, Lombok dan Ambon,” papar Daryono.

 

” Bagi rumah yang aman, struktur dan tidak rusak bisa pulang ke rumah kembali. Tetapi yang rumahnya rusak, karena beresiko dapat saja memilih tetap di pengunsian. Tapi sekali lagi kami kami tak punya kewenangan untuk menyarankan pengungsi pulang kerumah. Soal ini diserahkan sepenuhnya atau melalui izin BPPD,” sambung Daryono.

 

BMKG juga telah melakukan survei respon tanah pada tanggal 16 Januari lalu. Selama sepekan tim BMKG melakukan survei di wilayah Mamuju dan Majene. Survei tersebut menghasilkan klasifikasi atau zona tanah lunak, sedang dan keras.

“Khusus untuk tanah keras akan sangat aman sebab dapat menahan atau bahkan meredam getaran,” kata Daryono. “Kami siap memaparkan hasil survei, peta penjelasannya. Ini penting untuk perencanaan pembangunan dan penataan ruang. Tapi harus didahului oleh surat pemintaan Pemprov atau Pemkab ke BMKG” kata Daryono lagi.

Sehubungan dengan masih banyaknya pengungsi dan adanya pernyataan Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, ditanggapi Kepala Dinas Kominfo Prov Sulbar, Safaruddin. Meskipun Sulbar kini dalam kondisi tektonik segera stabil, sebut Safaruddin, masyarakat tetap diharapkan dalam kewaspadaan.

 

 

 

Bagi pengungsi yang rumahnya masih dapat dihuni dan memutuskan kembali ke rumah, diharapkan jangan lengah. Kalau dianggap beresiko, aktivitas dan tidur untuk smentara sebaiknya dilakukan dibawah tenda yang didirikan di sekitar rumah masing masing.

 

“Alhamdulillah, pernyataan BMKG membuat kita sedikit bernafas lega. Tetapi ini bukan berarti kita tak perlu lagi siap siaga” sebutnya.

 

Warga yang kembali kerumah, lanjut Safaruddin juga dapat mencegah meluasnya penyebaran Covid 19. Dengan beraktivitas di rumah, akan semakin memperkecil kontak dengan warga lain. Kerumunan yang sering terjadi di titik pengungsian dapat terhindari.

 

 

 

“Apalagi di pengungsian terkadang pengungsi tidak disiplin lagi dengan protokoler kesehatan. Sehingga di rumah tentu dinilai akan lebih aman dari penyebaran corona,” kata Safaruddin, yang juga juru bicara Satgas Covid 19 Sulbar.(Bagian Data, Informasi dan Humas, Posko Darurat transisi)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 × 2 =