Peringati Hari Jadi Ipam Matra ke 10 Tahun

By on Jumat, 4 Agustus 2017

Anhar (Dewan Pendiri Ipma Matra) saat menyampaikan sambutan.

Mamuju,Kareba1 – Ikatan Pelajar Mahasiswa Mamuju Utara (Ipma Matra), memperingati hari jadi Ipma Matra ke – 10 yang dirangkaikan dengan temu wicara dengan tema ‘Peran dan Upaya Pemerintah dalam membangun Generasi muda Mamuju Utara’, menghadirkan pemateri dari Dinas pemuda dan Olahraga Sulbar dan Ketua KNPI Kabupaten Mamuju. Kamis Malam (3/8).
 
Anhar selaku Dewan Pendiri Ipma Matra Sulbar di Mamuju dalam sambutannya dan sekaligus membuka acara tersebut, bercerita tentang suka dukanya mendirikan sebuah organisasi kedaerahan.
 
“Saya kira 10 tahun itu, angka yang disebutkan sejak dimulainya musyawarah pertama. 2005 itu menjadi tonggak awal berdirinya organisasi ini yang hari ini disebut Ipma Matra. Sejak 2005 sampai 2007, disitulah proses yang sangat berat bagaimana Ipma Matra ini mencari identitas, diakui pemerintah daerah dan kemudian mendapatkan fasilitas pertamanya yaitu Asrama. Kita sadari dalam prosesnya tidak muda. Kawan-kawan sekalian ada dinamika sehingga pecah dua kongsi. Alhamdulillah kembali ketemu dan bicara soal semangat bagaimana pemuda membangun Mamuju Utara.” Cerita Anhar diawal sambutannya.
 
Menurutnya, berdirinya Ipma Matra memiliki angka yang luar biasa. Dikarenakan tepat pada tanggal 7 bulan juli 2007 dan tepat jam 7 pagi terbentuknya Ipma Matra. “Sebuah angka yang luar biasa menurut saya, sehingga Ipma Matra ini bisa sampai 10 tahun, tepat pada tanggal 7 – 7 – 2007  dan tepat pada pukul 7 pagi kita menetap menjadi nama sebuah organisasi Ikatan Pelajaran Mahasiswa Mamuju Utara,” lanjut cerita Anhar.
 
Namun pada sambutannya, ia mengungkapkan kekecewaan dihadapan para pengurus dan para tamu undangan OKP lainnya yang hadir di Aula Wisma Tamborang, Mamuju, tempat acara ini berlangsung.
 
“Malam ini sesungguhnya kurang lengkap karena tidak ada pemerintah daerah, tidak ada DPR kita. Sehingga dalam hati saya cukup kecewa dan sangat kecewa. Saya malam ini cukup menegaskan bahwa, kawan-kawan mau marah silahkan, pemerintah daerah kita di Matra itu tidak perhatian dengan Ipma Matra.” Ungkapnya.
 
Dirinya berharap diacara hari jadi Ipma Matra yang ke – 10 ini Pemerintah eksekutif dan legislatif kabupaten Mamuju Utara dapat hadir untuk untuk memberi motivasi kepada pengurus Ipma Matra yang ada di Mamuju.
 
“Mohon maaf saja kalau saya sebut namanya. Bupati kita yang namanya Agus Ambo Djiwa itu, hidup, besar, dan selesai di asrama. Orang yang membesarkan sebuah kelompok pelajar dan mahasiswa hingga beliau bisa duduk menjadi bupati. Tapi sampai hari nonsens mendukung Ipma Matra yang ada di Mamuju ini.” Ucapnya
 
“Yang namanya Anggota DPR kita yang di Matra itu, itu ada yang pernah menjadi pengurus inti dan besar di organisasi daerah seperti ini. Tapi omong kosong semua bicara soal keberpihakan terhadap bagaimana memandang kelompok generasi muda seperti kawan-kawan ini. Saya berani pertanggungjawabkan hari ini, saya sesungguhnya ingin bicara ini dihadapan mereka. Biar mereka tahu bahwa saya tidak bicara dibelakang,” tegas Anhar.
 
Ia berharap dengan kehadiran pihak eksekutif dan legislatif dapat mengingat kembali betapa susahnya mendirikan sebuah organisasi.
 
“Biar mereka juga bernostalgia bahwa dulu begitu susahnya membangun sebuah organisasi daerah, menjadi tempat belajar buat teman-teman, menjadi tempat silaturahmi untuk kawan-kawan yang ada diluar. Bagaimana kemudian membangun solidaritas, membangun kekeluargaan. Tapi ini tidak terjadi.”
 
Ia juga berpesan di hari jadi Ipma Matra yang ke – 10 ini, pengurus Ipma Matra di Mamuju untuk berani mengambil sikap.
 
“Saya kira malam ini, Ipma Matra yang 10 tahun, harus sudah berani mengambil sikap. Saya kira ketidak berpihakan pemerintah daerah terhadap Ipma Matra bukan tanpa alasan. Sebab sejak berdirinya sampai hari ini, kita tidak pernah memihak siapapun dalam kontestasi politik. Kita tidak tidak pernah mendukung siapapun. Secara kelembagaan, kita tetap netral. Terhadap persoalan-persoalan daerah kota tetap kritis. Sehingga itulah kemudian pemerintah kita kurang senang dengan kita. Itu bisa dilacak sejarahnya.”
 
Ia juga berharap kepada pengurus Ipma Matra di Mamuju, dengan banyaknya persoalan yang menjadi perbincangan cukup serius di Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Dirinya meminta untuk tetap kritis, tidak memihak kepada Parpol serta tidak memihak terhadap hal yang tidak benar.
 
“Ada banyak persoalan yang menunggu kawan-kawan, ada persoalan limbah yang kini menjadi perbincangan yang cukup serius di Matra, ada konflik agraria, ada kemudian hal yang paling mencengangkan ketika Opa tidak bisa makan, ketika ada bayi busung lapar, ketika ada rumah yang reok. Tapi pemerintah kita beli mobil Alpard, beli mobil yang cukup mewah. Padahal mobilnya masih cukup bagus,” kata Anhar.
 
“Ini harus menjadi perhatian buat kita bahwa Ipma Matra di Mamuju ini tidak terlepas dari pemerintah tapi bukan berarti bisa diatur. Kita tetap kritis terhadap berbagai persoalan. Kita akan tetap memberikan masukan buat mereka.” Ucap Anhar di akhir sambutannya