- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
Kondisi Politik dan Demokrasi di Sulbar Saat ini Dinilai Sudah Amoral
MAMUJU KAREBA1 – Dialog kebangsaan yang digelar Pemuda Muhammadiyah baru-baru ini di Polewali Mandar yang mengahdirkan Prof Amien Rais sebagai pembicara utama, dengan tema, peran ormas Islam dalam politik dan demokrasi, menurut ketua panitia kegiatan, Firdaus Abdullah, punya alasan tersendiri khususnya dalam konteks pembangunan politik dan demokrasi di Sulawesi Barat (Sulbar).
Menurut Firdaus, kegiatan ini lahir dari kegelisahan pihaknya sebagai kader dan ormas, dengan melihat kenyataan hari ini di Sulbar, dimana pembangunan politik dan demokrasi, lebih banyak hanya dilatarbelakangi oleh kepentingan yang bersifatnya pragmatis.
“Sehingga kami berfikir, perlu ada peran oramas dalam konteks pembangunan demokrasi dan politik berbasis moralitas,” kata Firdaus.
Mengapa berbicara moralitas? Karena ketika berbicara tentang kondisi perpolitikan di Sulbar, hari ini kondisinya sudah tidak mengindahkan moralitas. Moralitas bukan tentang agama, tetapi tentang nilai-nilai yang secara umum dapat dipahami bersama sebagai sesuatu yang ideal dan seharusnya menjadi acuan dalam kehidupan sosial masyarakat.
“Misalnya kalau banyak pejabat terlibat korupsi itu kan tidak bermoral. Kalau istilahnya Pak Amien Rais sudah amoral. Kondisi kita sekarang kan terjadi amoral, di mana-mana kalo orang berbicara dalam konteks demokrasi dan politik, semua berbasis kepentingan pragmatis,” jelas Firdaus.
Firdaus mengungkapkan, berbicara tentang moralitas dalam pembangunan politik dan demokrasi, maka itu artinya berbicara tentang bagaimana jati diri anak bangsa sebagai komponen masyarakat yang ikut ambil bagian dalam konteks pembangunan demokrasi.
“Siapa yang ikut dalam bagian pembangunan demokrasi, tentunya semua element. Bukan hanya pemerintah, tapi juga termasuk partai politik, media dan ormas,” sebutnya.
Redaktur: Muh Gufran Padjalai
0 comments