- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
Akademisi Sulbar Meminta kepada Pemerintah agar Pertanian Harus Jadi Prioritas di Tengah Pandemi Covid-19
Mamuju Kareba1-Dalam menghadapi penyebaran virus Covid-19 di sulbar , sektor pertanian harus menjadi kebutuhan prioritas dan tak bisa dianggap remeh. Itu karena sektor pertanian berkaitan langsung dengan kebutuhan pokok masyarakat sulbar.
Akademisi sulbar, Muhammad abid menegaskan bahwa dalam situasi saat sekarang ini, paling penting adalah ketersedian pangan yg dibarengi degan kesadaran kemanusiaan yg harus tetap terjaga
olehnya itu diperlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat apapun itu untuk bersama-sama bersinergi menjaga kemungkinan-kemunkinan yang terjadi dimasyarakat
Menurut Abid, penyebaran Covid-19 sangat berbahaya dan berdampak luas ke berbagai sektor. Salah satunya adalah terganggunya produksi di sektor perpetanian
“Untuk itu saya meminta kepada pemerintah daerah betul-betul fokus melakukan langkah Antisipatif agar ketersediaan cadangan pangan kita sampai di tahap jangka panjang ditengah Covid 19 yang sulit diprediksi kapan berakhirnya. Sebab jika terjadi krisis ekonomi apapun atau rupiah sejatuh apapun, asal sumber pangan rakyat terjaga, petani tetap Kesawah dan nelayan tetap melaut maka “daya hibernatif” rakyat akan muncul jadi tameng.” katanya.
Ia menambahkan, Pemerintah harus punya langkah Antisipatif akan gejala eskapisme religius atau gangguan gejala kejiwaan warga. Sebab dititik ini imajinasi aneh dan kewarasan umum bisa kemana mana pada hal-hal yang tidak lagi logis dan akan sampai pada level terburuk mentalitas warga. jangan biarkan pertahanan kemanusiaan warga hilang sehingga menjadikan perubahan mainstrem berpikir warga menjadi sangat individualistik.
Sudah waktunya kita menyampaikan pesan optimisme kemasyarakat bahwa kita bisa menang dalam mememarangi virus ini, bukan lagi waktunya menyampaikan kabar kematian, ketakutan,
pikiran dan hati kita perlu selalu berada dalam kondisi sehat dan bahagia bukan dalam kondisi ketakutan. katanya
0 comments