Pembekalan Kader Posbindu PTM di Kabupate Mamuju Tengah

By on Jumat, 7 Juli 2017

MAMUJU KAREBA1 -Penyakit Tidak Menular (PTM) utama (kardiovaskuler, kanker,diabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronik) terutama di negara
berkembang telah mengalami peningkatan kejadian PTM dengan cepat
sehingga berdampak pada peningkatan angka kesakitan dan
kematian.Global status report on NCD World Health Organization (WHO)
tahun 2010 melaporkan bahwa 60% penyebab kematian semua umur di dunia
adalah karena PTM. Diabetes Melitus menduduki peringkat ke-6 sebagai
penyebab kematian.International Diabetes Federation (IDF) menyatakan
bahwa lebih dari 371 juta orang di dunia yang berumur20-79 tahun
memiliki diabetes.Sedangkan Indonesia merupakan Negara urutan ke-7
dengan prevalensi diabetes tertinggi, di bawah China, India, USA,
Brazil, Rusia dan Mexico.Diperkirakan pada tahun 2020 PTM akan
menyebabkan 60% kematian dan 43% dari seluruh angka kesakitan di
dunia.Di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2003 tercatat 51% penyebab kematian diakibatkan oleh PTM sehingga menimbulkan 44% Disability Adjusted Life Years (DALYs). Dalam kurun waktu tahun 1995-2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%.
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit
Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung
0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%, Kanker 1,4 per 1000,
Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%. Lebih lanjut
dinyatakan bahwaprevalensi merokok 36,3%, dimana prevalensi perokok
laki-laki 68,8% dan perempuan 6,9%, kurang aktivitas fi sik 26,1%,
kurang konsumsi sayur dan buah 93,6%, asupan makanan yang berisiko PTM
seperti makanan manis 53,1%, Peningkatan prevalensi penyakit tidak
menular menjadi ancaman yang serius dalam pembangunan, karena
mengancam pertumbuhan ekonomi nasional.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar Ahmad Azis mengatakan, Posbindu
PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi
dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara
terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular
(PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak
sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi,
hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini
faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera
merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama
adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh
darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.Untuk itu dikembangkan model
pengendalian PTM berbasis masyarakat melalui Posbindu PTM. Posbindu
PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian
faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan. Pengembangan
Posbindu PTM dapat dipadukan dengan upaya yang telah terselenggara di
masyarakat. Melalui Posbindu PTM, dapat sesegeranya dilakukan
pencegahan faktor risiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat dapat
ditekan.

Tujuan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran Kegiatan Sasaran utama adalah
kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15
tahun ke atas.  Wadah Kegiatan Posbindu PTM dapat dilaksanakan
terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber masyarakat yang sudah
ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan, di lembaga pendidikan,
tempat lain di mana masyarakat dalam jumlah tertentu
berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya di mesjid, gereja, klub
olah raga, pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan.
Pengintegrasian yang dimaksud adalah memadukan pelaksanaan Posbindu
PTM dengan kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan
tempat, serta memanfaatkan sarana dan tenaga yang ada

Ia mengatakan, salah satu strategi dalam meningkatkan pembangunan
kesehatan adalah pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat
termasuk dunia usaha. Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan dalam
mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan dan
ketrampilan untuk mengenali masalah di wilayahnya, mengidentifikasi,
merumuskan dan menyelesaikan permasalahannya sendiri berdasarkan
prioritas dan potensi yang ada. Dalam menentukan prioritas masalah,
merencanakan, melaksanakan, memantau dan menilai kegiatan, masyarakat
perlu dilibatkan sejak awal.
Menurut dia, Potensi dan partisipasi masyarakat dapat digali dengan
maksimal, sehingga solusi masalah lebih efektif dan dapat menjamin
kesinambungan kegiatan Upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan
komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap
ancaman PTM melalui Posbindu PTM. Pengembangan Posbindu PTM merupakan
bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, diselenggarakan
berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup
berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya