Monitoring dan Evaluasi Kelompok Kerja Penanggulangan Penyakit Malaria, Tular Vektor dan Zoonotik

By on Senin, 25 Maret 2019
Advetorial ini dipersembahkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat.

Mamuju Kareba1- Tiga kabupaten di Sulbar yaitu Polman, Majene dan Mateng berhasil meraih status eliminasi bebas endemik malaria. Disusul tiga kabupaten lainnya telah memasuki tahap hijau atau insiden penyakit malaria berhasil ditekan hingga 1/1000 dari jumlah penduduk. ” Saya senang kita sudah masuk dalam kategori hijau atau kategori aman dari penyakit malaria,” kata Sekda Sulbar, Muhammad Idris saat menyampaikan sambutan dalam acara monitoring dan evaluasi kelompok kerja penanggulangan penyakit malaria, tular vektor dan zoonotik Provinsi Sulbar,

Masih kata Idris, apresiasi dan antusias yang besar bagi seluruh stakeholder terkait atas usaha dan kerja sama Pemprov Sulbar dengan program Unicef tentang kesehatan. Selain itu, secara spesifik dalam menangani penyakit malaria tidak cukup dengan satu bidang atau instansi saja, tetapi diperlukan kerja kolektif kolegial secara kohesif atau seberapa berkolaborasinya suatu institusi pemerintahan dalam bergerak mencapai suatu tujuan bersama.

Sulawesi Barat sudah dicap masuk kategori zona hijau, tapi masih banyak juga orang yang terkena endemik malaria ini, jadi tidak cukup dengan kebanggaan kolektif itu, karena masih banyaknya kasus-kasus malaria di provinsi kita, sebut Idris
Idris melanjutkan, sebagian besar daerah pedesaan masih sulit melakukan perkembangan di bidang teknologi dan informasi, sehingga hal itu merupakan salah satu peluang berkembangnya penyakit malaria di beberapa daerah, maka dari itu dibutuhkan kesadaran secara bersama untuk menuntaskan program eliminasi penyakit malaria, tular vektor dan zoonotik.

Salah satu indikator rendahnya kinerja di Provinsi ke-33 tersebut disebabkan rendahnya tingkat kesehatan yang mempengaruhi produktifitas, maka dari itu Idris menambahkan salah satu indikator Pemprov Sulbar kedepan dengan meningkatkan pelayanan kesehatan secara berkesinambungan. Tidak hanya itu, berbicara skala nasional, Sulawesi Barat bukan kalah dari potensi sumber daya alam, tetapi kalah dari daya saing dan pintu perbaikan permasalahan tersebut adalah peningkatan kualitas SDM merupakan kunci utama. Harus ada rencana-rencana aktif dan efektif, dalam menyelesaikan permasalahan, itu salah satu ciri pemerintahan yang baik ,” beber Muhammad Idris.

Kepala Kantor Unicef Makassar, Henky Wijaya menyampaikan, secara rata-rata di Sulbar memiliki kasus endemik malaria dibawa 1/1000 jumlah penduduk yang dinilai tidak semua Provinsi dapat meraih keberhasilan tersebut. Perlu diketahui secara seksama terdapat beberapa sisi kerentanan seperti tingginya arus imigrasi , minimnya peralatan dan pelayanan puskesmas, rusaknya akses jalan darat, dan masih luasnya perkebunan sawit yang ada di beberapa kabupaten merupakan sumber kehidupan malaria yang tinggi.

Capaian Sulbar 80 persen itu masih tinggi, kami berharap ada kerja sama lintas sektor, dimana sudah tiga kabupaten yang memperoleh status eliminasi, yaitu polman, majene, dan mamuju tengah yang lainnya diharapkan dalam waktu dekat bisa memasuki kawasan bebas eliminasi , tandas Henky.

Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Sulbar, dr. Ahmad Azis melaporkan, Sulawesi Barat beberapa tahun lalu dinyatakan masuk dalam daerah kategori malaria, dimana telah terjadi intervensi dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pemerintah kabupaten, sehingga secara perlahan daerah tersebut masuk dalam eliminasi endemik malaria ditiga Kabupaten yaitu, Polman, Majene, dan Mamuju Tengah, sedangkan tiga Kabupaten lain yaitu Mamuju, Pasangkayu dan Mamasa sudah masuk dalam titik aman dan sementara dalam proses menuju kota eliminasi malaria. Dalam waktu yang tidak lama sulbar akan masuk dalam daerah elimiminasi malaria, diperkirakan pada tahun 2020,bebernya Ahmad azis.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × 1 =