MAU JADI BOS ATAU MITRA

By on Minggu, 8 Oktober 2017

Dr. Suhardi Duka MM.

Pemimpin masa lalu masih bisa kita jumpai di era milenia dan digital ini, masih ada juga yang bertahan, baik di kalangan manageman perusahaan terlibih di organisasi publik.

Penampilan yang rapih tentunya dengan staf yang berlapis sampai hanphonpun di bawakan oleh pendamping dan selalu berbicara satu arah. Sosok inilah yang di sebut bos, yang orientasi berpikirnya provit untuk perusahaan maupun pemilik dan atau dia sendiri.

Di era milenia ini orientasi pemimpin tidak lagi semata hanya berpikir pada laba, tapi justru lebih luas dan menyeluruh pada visi.  Karena visilah bisa mengubah segalanya, bisa mencapai lebih jauh dari angka angka laba dan harapan.

Visi yang didefenisikan dengan jelas akan menjabarkan anda kedalam tindakan dan tanggung jawab yang tinggi, karyawan harus ditanamkan nilai dan memahami visi perusahaan atau organisasi. Visi jangan hanya di buat oleh orang tampa di pahami makna dan tujuannya, seperti halnya RPJMD.

Di era milenia ini, batas batas pemimpin, manager dan karyawan semakin samar bahkan sering terlihat sebagai satu tim work diskusi salin memberi masukan bahkan sering memegang bersama baut dan mor untuk dilekatkan  pada suatu mesin.

Era BOS telah jauh ditinggalkan oleh manageman modern, seperti Apel, gougle, facebook dan perusahaan besar lainnya. Pemelik tidak lagi menenamkan bagaimana mencapai laba, tapi sudah menanamkan dedikasi bagaimana perusahaan didedikasikan untuk mempermudah dan  meningkatkan kualitas pradaban manusia.

Untuk hal tersebut dapat kita cirikan perbedaan pemimpin itu sbb  :

Pemimpin yang Bos

  1. Bos,atau atasan
  2. Standard ganda
  3. Menganalisa    merencanakan,melaksanakan,mengontrol
  4. Fokus pada nama jabatan, diskripsi pekerjaan berdasarkan pelatihan keahlian fungsional

 

Pemimpin yang  bukan bos

1. Mitra atau kawan tim

2. Standard moral

3. Menginspirasi,     memfokuskan,mendorong, mengakui

4. Mengabaikan nama Jabatan, Deskripsi pekerjaan yang kaku, fokus pada kualitas pribadi, keahlian antar pribadi

pemimpin yang Bos                     :      pemimpin yang  bukan bos


        

Lars kolind & yacob botter

Pemimpin tidak lagi mendisign suatu daerah hanya sekedar menjadi mesin proyek dan mengejar PAD, tapi sejauh mana menciptakan gerakan dan mitra untuk mebnangun dan mendisign kesejahtraan masyarakat. Gerakan kesadaran  berbagi akan tanggung jawab dalam berbagai sektor menjadi tugas pemimpin untuk menggerakka  semua potensi dalam masyarakat.

Era bos telah ditinggalkan oleh perusahaan perusahaan besar, bahkan telah membangun era kesadaran dan pradaban baru dalam hubungan komisaris, direksi dan karyawan. Ketiganya bersama sama menjadi pemilik disaat tertentu, dan juga jadi karyawan disaat yang lain. Cairnya hubungan dalam perusahaan akan meningkatkan rasa tangggung jawab ketiganya dan tentunya akan meningkatkan produksi.

Inilah bentuk kemitraan yang bisa mendorong kinerja dan produktifitas perusahaan, di era milenia ini kemerdekaan dan kebebasan seseorang semakin menjadi hak dan tuntutan untuk itu, leadership yang mengekang dan menekan semakin ditinggalkan karena tidak menciptakan kenyamanan dalam pekerjaan.

Hal yang penting dalam managemant adalah komunikasi, kominikasi bisa menyelamatkan perusahaan ataupun organisasi yang tadinya korup menjadi baik. Satu contoh LEGO, perusahaan ini pernah mengalami masalah dan kemunduran, dan mengganti CEO dan menunjuk mantan konsultan MsKinsey “Jurgen Vig Knudstorp”.

Apa yang pertama dilakukan Knudstorp adalah mengajak karyawan berdialog lansung dengannnya. Meminta ide ide segar untuk mengatasi masalaha diperusahaan dan berdialog secara jujur tampa menyembunyikan fakta. Menutup komunikasi dgn mitra maupun karyawan akan menjadikan organisasi menjadi organisasi tradisional dan terkebelakang.

Mogok bukan jalan yang baik, tapi bila komunikasi tersumbat dan tidak membuka fakta kondisi perusahaan akan menyebabkan rendahnya tanggung jawab. Birokrasi sering melupan manageman modern sehingga itu birokrasi menjadi sesuatu yang rutin dan tidak inovatif, sehingga generasi muda tidak menjadikan birokrasi sebagai tempat berkreatif dan inovatif. Ubah cara berpikir anda dan sesuaikan dengan era dan zamannya agar anda bisa berada dan berpengaruh di saman ini. Jangan anda paksakan era yang tradisionil ke era milenia dan online ini.

Mamuji, 7 oktober 2017

S D K.