- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
Ketua FPPI Mamuju Kecam Tindakan refresif aparat kepolisian
MAMUJU Kareba1-Ketua FPPI Kota Mamuju, Sayuti menyayangkan dan mengecam sikap represif aparat kepolisian dalam mengamankan aksi demonstrasi puluhan aktivis FPPI Mamuju yang menolak utang luar negeri dan pertemuan IMF di persimpangan lima jalan Ir Haji Juanda kota Mamuju
” Tanpa dibubarkan sebenarnya kami akan tetap bubar karena kami adalah massa yang terdidik dan terorganisir, kami melakukan aksi damai namun direfresif aparat, dengan cara dipukuli dan di tendang,” kata Sayuti di Mamuju.
Ia mengatakan, tidak benar aksi kami mengganggu kelancaran lalulintas karena kader FPPI telah melalui proses kaderisasi manajemen aksi dan advokasi yang tidak menginginkan dan tidak pernah memacetkan jalan.
“Kami hanya menggunakan separuh jalan arus lalu lintas tetap lancar jadi kalau alasan kepolisian mau bubarkan kami dengan cara kekerasan karena mengganggu lalulintas, saya kira tidak begitu,” ujarnya.
Sayuti Menekankan, unjuk rasa tersebut adalah aksi menolak kedatangan IMF, bukan hendak berhadapan dengan aparat keamanan.
FPPI meyakini, menjaga keutuhan NKRI adalah milik semua warga Negara Indonesia. Secara khusus, polisi ditugaskan untuk mengayomi dan melayani, dan FPPI Hanya memberikan kontribusi pemikiran untuk menjaga kedaulatan dan kemandirian bangsa.
“Mahasiswa dan pemuda mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai penyambung lidah rakyat mahasiswa sebagai pemegang idealisme yang melakukan pengabdian terhadap negara, melalui pendidikan kritis terhadap seluruh kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, ” katanya
Terkait kekerasan yang dialami kader FPPI Mamuju di lokasi demo, Sayuti berharap, kepolisian segera menindak oknum yang terbukti bertindak bak preman tersebut sesuai aturan yang berlaku.
“Ini sangat merusak citra kepolisian sebagai pengayom, pelayan dan pelindung,” pungkasnya
Ia mengaku dua kader FPPI Mamuju mengalami luka di bagian kepala dan kaki setelah mengalami tindakan refresif dari aparat masing masing Fandi mahasiswa STIE Mamuju dan Punding mahasiswa UNIKA.#r1
0 comments