- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
Ini Penjelasan Kemenristekdikti Terkait Perguruan Tinggi Nonaktif
JAKARTA KAREBA1-Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) secara resmi belum mengeluarkan jumlah perguruan tinggi yang dinonaktifkan karena dianggap bermasalah seperti yang telah berdar luas disejumlah media.
Seperti dilansir CNN Indonesia, Selasa (06/10/2015) Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti mengatakan, penonaktifan perguruan tinggi dilakukan jika izin bermasalah, rasio antara dosen dan mahasiswa kurang memadai, dan tidak memberikan laporan rutin ke pangkalan data.
Kata Ghufron, sesuai aturan, perguruan tinggi yang semacam itu akan dikenakan sanksi.
“Tapi kalau persyaratan yang dilanggar tadi dipenuhi, tentu diberikan kesempatan untuk aktif kembali,” ujar Ghufron.
Proses mengaktifkan kembali bisa terbilang cepat. “Hitungan minggu, kalau memang syarat dipenuhi,” kata Ghufron.
Sebelumnya, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene (BBM) diisukan telah dibekukan karena bermasalah.( Baca,Kemenristekdikti Bantah Tutup 243 Kampus Bermasalah
Tapi menurut Ketua Stikes BBM, Zulkifli, kampusnya aman-aman saja. Adapun masuk dalam daftar kampus bermasalah, hal itu kata Zul karena sistem pelaporan online yang dinonaktifkan sementara karena rasio dosen dan mahasiswa dianggap tidak sesuai.
“Itu data tahun 2014. Tahun ini kita sudah rekrut dosen dan telah sesuai syarat, tapi data yang masuk ke Dikti masih data lama. Tapi aporan manual sudah masuk ke Dikti, mudah-mudahan kembali aktif secepatnya,” kata Zul beberapa waktu lalu.
Redaktur: Muhammad Gufran Padjalai
0 comments