Dapat Hak Paten, Sulbar Segera Produksi Minyak Mandar Skala Besar

By on Kamis, 17 September 2015

MAMUJU KAREBA1-Minyak mandar yang selama ini diproduksi dari hasil pengolahan kelapa oleh para petani secara tradisional akan segera diproduksi secara modern melalui pengolahan pabrik dengan kapasitas yang lebih besar.

Hal tersebut dikemukakan oleh Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (17/9/2015).

Kata Anwar, minyak mandar atau yang disebutnya minyak Sulbar adalah sebuah kekayaan daerah yang berasal dari kearifan lokal masyarakat yang diakui memiliki keunggulan tersendiri.

“Saya dibesarkan dari minyak ini. Saya menyebutnya minyak Sulbar karena mandar itu Sulbar. Waktu saya kecil hanya minyak ini yang ada, dan terbukti khasiatnya luar biasa,” kata Anwar sambil memperlihatkan botol berisi sampel minyak mandar.

Anwar menjelaskan, pabrik yang akan dibangun untuk memproduksi minyak mandar dengan sakala besar tersebut, selain merupakan upaya pemerintah untuk meningkatakan nilai tambah dari hasil perkebunan kelapa milik petani, juga agar minyak mandar bisa lebih dikenal dunia sebagai produk minyak non kolesterol.

Kehadiran pabrik yang akan dibangun tersebut lanjut Anwar, sangat penting artinya bagi Sulbar karena sepanjang pantai mulai dari Kabupaten Polewali Mandar Sampai Kabupaten Mamuju Uatara, hampir seluruhnya merupakan areal perkebunan yang ditumbuhi kelapa.

“Tapi pabriknya satu saja. Tidak usah banyak. Namun kalau kemampuan produksinya sedikit lebih kecil, kemungkinan bisa kita bagi dua. Satu bisa kita tempatkan di daerah Mamuju ke bawah dan satu lagi di sekitar wilayah antara Majene dan Polman,” sebut Anwar.

Kata Anwar, minyak mandar dari hasil produksi pabrik yang akan dibangun ini, berdasarkan uji laboratorium, kualitasnya sama dengan yang diolah oleh petani secara tradisional.

“Kalau you minum tiap mau tidur, itu bisa menurunkan tekanan darah, menormalkan peredaran darah, dan bagi laki-laki.. HUH..!” kata Anwar sambil mengangkat lengannya sebagai simbol kekuatan.

Penulis: Muh Gufran Padjalai