Kesadaran Pentingnya Kesehatan dan Pendidikan Masih Rendah, PNPM GSC Tetap Dibutuhkan

By on Senin, 23 November 2015

MAMUJU KAREBA1-Program pembangunan khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan masih banyak menemui persoalan di lapangan. Salah satu contoh yang terjadi khususnya pada masyarakat pedesaan adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingya menjaga kesehatan dan mendapatkan pendidikan bagi keluarganya.

Hal tersebut dikemukakan oleh Khailan Syamsumar, konsultan spesialis generasi PNPM Generasi Sehat Cerdas (GSC) Sulawesi Barat kepada media ini di Mamuju Senin (23/11/2015).

Menurut Khailan, terutama yang ada di daerah-daerah terpencil pedalamn dan di daerah pesisir, kesadaran masyarakatnya terhadap pentingnya layanan kesehatan dan pendidikan keluarga masih sangat rendah.

“Kebutuhan layanan kesehatan termasuk ibu-ibu hamil itu masih rendah. Begitupun dengan kesadaran mendapatkan pendidikan. Akibatnya adalah angka kematian ibu dan angka putus sekolah masih sangat tinggi di Sulbar,” kata Khailan.

Padahal komitmen global yang telah ditetapkan sebelumnya, lanjut Khailan, tahun 2015 secara nasional, angka kematian ibu harus turun dari 208 di tahun 2010 menjadi 102 di tahun 2015.

“Itu target kita. Tapi kenyataanya saat ini masih tinggi. Ini tidak lepas dari kesadaran itu tadi. Makanya ini penting melibatkan semua pihak dalam memberikan pemahaman yang terus menerus,” katanya.

Menurut Khailan, hal inilah yang menjadi salah satu tujuan lahirnya program PNPM GSC. Yaitu mendorong pemerintah mencapai tujuan tersebut.

“Sebab tentu dikethaui bersama bahwa pemerintah memiliki keterbatasan-keterbatasan dari segi fasilitas yang memang belum semuanya sampai ke pelosok,” katanya.

Misalnya kata dia, fasilitas layanan kesehatan dari Dinas Kesehatan yang hanya ada di level wilayah kecamatan ada puskesmas.

“Bagaima kemudian yang di desa? Ini lah kita hadir juga bagaimana yang sebelumnya sudah dibentuk masyarakat sperti posyandu, itu kita kuatkan, termasuk kita kerja sama dengan dinas kesehatan dalam membina kader-kader posyandu,” katanya.

Khailan menuturkan, ketika masyarkat diajak untuk berdiskusi menemu kenali permasalahan yang dihadapi terkait dengan aspek kesehatan dan pendidikan, sangat banyak masalah muncul.

Dan itu yang diusahakan mereka bisa rumuskan bersama bagaimana meyelesaikan maslah-masalah tersebut dibantu dengan program PNPM GSC.

“Tapi kita batasi sesuai dengan prioritas yang ada berdasarkan kondisi yang ada di lapangan,” katanya.

Antara lain misalnya kata Khailan, bagaimana seorang ibu hamil yang harus memeriksakan dirinya sebanyak empat kali selama trimester kehamilan di tempat pelayanan kesehatan yang disipakan pemerintah tetapi tinggal di dusun yang jauh.

Tentu sebuah masalah. Masalah itulah kata Khailan yang kembali dilempar ke masyarakat bagaimana bisa diselesaikan.

“Muncullah kadang usulan bagaimana kalau disiapkan biaya transportasi menuju layanan kesehatan. Dan itu kadang kita bantu biaya transportasi.  Jadi memang kehadiran program ini masih sangat dibutuhkan,” kata Khailan.

Penulis: Muh Gufran