Di Bawah Permukaan Air, Nurdin Melihat Cahaya Emas Itu Memantul

By on Kamis, 1 Oktober 2015

 

MAMUJU KAREBA1-Nurdin mengaku masih ingat dengan jelas waktu dan tempat dimana ia pernah menemukan harta karun berupa sebuah perhiasan emas sebesar ibu jari kaki di pantai laut Mamuju beberapa tahun lalu.

Nurdin warga lingkungan Baba Lalang Desa Beru-Beru Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju ini mengatakan, emas yang ditemukannya itu, diperkirakan adalah liontion dari perhiasan kalung peninggalan masa lalu.

Menurut Nurdin, bentuk benda itu seperti kodok namu lebih mirip kepala manusia dengan mata dan mulut serta sebuah bagaian kecil yang menonjol dan melengkung. Ia menduga bagian yang menonjol dan melengkung itu adalah tempat untuk mengaitkan kalung.

Nurdin menceritakan, waktu menemukan benda itu, Ia tengah memasang jaring perangkap ikan tak jauh dari bibir pantai Baba Lalalang yang runtuh ke laut karena mengalami abrasi.

“Saat itu, air laut jernih dan sinar matahari pagi menembus permukaan air. Saya melihat ada sinar berkilauan di antara batu-batu kecil di dasar laut. Ketika saya ambil dan saya periksa, ternyata logam. Tapi waktu itu, saya tidak tahu kalau itu emas,” tutur Nurdin.

Nurdin menjelaskan, logam yang ternyata emas itu sepintas mirip kodok tetapi berbentuk kepala manusia. Punya sepasang mata dan mulut meskipun ukurannya kecil serta sebuah bagian pengait.
“Saya perkirakan pengaitnya itu untuk dipasang pada kalung,” sebutnya.

Nurdin mengatakan, selama beberapa hari benda itu Ia simpan di rumahnya. Selama itu pula lanjut Nurdin, ada kejadian-kejadian di luar nalar yang mengganggu permikirannya.

“Ada tetangga yang sering kesurupan dan berbicara macam-macam tentang benda itu. Katanya penunggunya marah, harus di potongkan ayam dan lain-lain,” ujar Nurdin.

Karena kuatir benda temuannya itu hilang dicuri orang, Nurdin pun akhirnya memutuskan mebawa benda itu kepada seorang pemilik toko emas di kota Mamuju untuk diperiksa.

Sayangnya setelah diperiksa dan Nurdin ditawari harga, ia memutuskan menjual benda itu kepada pemilik toko.

“Kata pemilik toko, benda itu emas. Daripada saya simpan jadi beban pikiran, lebih baik saya jual,” kata Nurdin.

Penulis: Muh Gufran Padjalai