Biasanya Kita Anggap Tak lazim

By on Rabu, 7 Oktober 2015

Ditulis oleh Bambang Raman Syah

Berencana menghabiskan liburan ke Jepang? Tunggu dulu. Sebelum pergi ke negeri sakura tersebut, sebaiknya kamu harus tahu beberapa tradisi atau kebiasaan di sana yang mungkin terbilang aneh buat orang kita, tapi jamak dilakukan di sana.
Kalau cuma membungkuk saat mengucapkan salam, atau membuka sepatu saat masuk ke dalam rumah mungkin sudah sering kamu ketahui. Bagaimana dengan kebiasaan mendorong orang di kereta atau tidur di penginapan yang tak lebih besar dari bak mobil pick up?

1. Menyeruput makanan adalah perilaku yang sopan

Menyeruput mie atau makanan jenis lainnya adalah ungkapan atau tanda kamu menikmatinya. Nah, tradisi ini ternyata berasal dari sesuatu yang praktis, dimana saat menyeruput ramen yang panas membuatnya sedikit lebih dingin sehingga lidah tidak akan kepanasan.

2.Sandal dimana-mana.

Saat memasuki rumah, kuil, restoran atau gedung apapun, orang-orang harus melepas sepatu. Imbasnya, Kamu akan menemukan banyak sekali sandal.

3. Ada orang yang akan mendorong kamu ke dalam kereta yang penuh berdesakan.

Tak perlu khawatir, mereka bukan orang jahat kok. Mereka memang bertugas untuk mendorong banyak orang ke dalam kereta yang penuh sesak di saat jam padat supaya tidak ada yang terjepit pintu.

4. Angka 4 sangat dihindari di Jepang.

Angka 4 sangat dihindari. Kenapa? Kata dalam bahasa Jepang untuk 4 sama artinya dengan ‘kematian’. Aktifitas menghindarinya dikenal dengan sebutan “tetraphobia,” sama seperti angka 13 di sebagian kawasan Asia.

– Di Jepang, angka 4 dan 9 tidak disukai, sehingga sering tidak ada nomer kamar 4 dan 9.
4 dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”,
sedang 9 dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan yang berarti “kurushii / sengsara.
– Orang Jepang menyukai angka “8?. Harga-harga barang kebanyakan berakhiran “8?. Susu misalnya 198 yen. Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga barang yang dicantumkan sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan ini akan hilang. (Pasar = Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau toko 800).

5. Makan sambil berjalan dinilai jorok atau ceroboh.
Di negara kita, makan sambil jalan dan ngobrol ngalor ngidul mungkin sudah menjadi hal yang lumrah. Tapi di Jepang, kebiasaan ini dinilai sebagai perilaku jorok dan ceroboh.

6. Memberi Tips = menghina dan kasar.
Meninggalkan uang tips saat meninggalkan restoran bagi sebagian orang dianggap sebagai bentuk penghargaan atas layanan yang mereka berikan. Namun jangan salah, di sebagian Jepang, tindakan ini kerap dianggap sebagai hal kasar bahkan dianggap mengejek.

7. Capsule hotel.

Yups, benar-benar ada. Biasanya dipakai oleh kalangan bisnis yang kerap bepergian. Atau orang yang sering begadang atau ketinggalan kereta menuju rumah.

8. Orang ‘mungkin’ akan memanfaatkan bahu kamu sebagai bantal di kereta.

Ini adalah praktek yang bisa diterima di sana. Kadang tidak disengaja, tapi saat kelelahan kadang orang terlelap dan kepalanya mendarat di bahu kamu.

9. Meniupkan ingus atau hidung di tempat umum adalah perilaku kasar atau kurang sopan.

Meniupkan hidung di depan umum dianggap jorok. Lakukan di tempat yang lebih privat seperti toilet dan lain-lain.

10. Selalu bawa hadiah untuk tuan rumah

Diundang seseorang di Jepang adalah kehormatan. Kamu harus menyikapinya dengan membawa hadiah jika diundang di sana.

11. Jangan mengisi sendiri gelas kamu.

Saat minum, jangan isi sendiri gelas kamu. Orang lain akan dengan senang hati mengisikannya untuk kamu.

12. Kalau musim panas, drama di TV seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu).

13. Acara TV di Jepang didominasi oleh masak memasak.

14. Cara baca tulisan Jepang ada dua style : yang sama dengan buku berhuruf Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke bawah, dan yang kedua adalah dari kolom paling kanan ke arah kiri.
Sehingga bagian depan dan belakang buku berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman muka berada di “bagian belakang”).

15. Tanda tangan di Jepang hampir tidak pernah berlaku untuk keperluan formal, melainkan harus memakai hanko/inkan/ cap.
Jenis hanko di Jepang ada beberapa, a.l. jitsu-in, ginko-in, dan mitome-in. Jadi satu orang kadang memiliki beberapa jenis inkan, untuk berbagai keperluan.
Jitsu-in adalah inkan yang dipakai untuk keperluan yang sangat penting, seperti beli rumah, beli mobil, untuk jadi guarantor, dsb. jenis ini diregisterkan ke shiyakusho. Ginko-in adalah jenis inkan yang dipakai untuk khusus membuat account di bank. inkan ini diregisterkan ke bank. Mitome-in dipakai untuk keperluan sehari-hari, dan tidak diregisterkan.

16. Kalau kita membubuhkan tanda tangan, kadang akan ditanya orang Jepang: ini bacanya bagaimana? Kalau di Jepang saat diperlukan tanda tangan (misalnya di paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama mereka dalam huruf Kanji, sehingga bisa terbaca dengan jelas. Sedangkan kita biasanya membuat singkatan atau coretan sedemikian hingga tidak bisa ditiru/dibaca oleh orang lain.

17. Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di Indonesia di-service.

18. Jika naik taxi di Jepang, pintu dibuka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.
19. Pernah nggak melihat cara orang Jepang menghitung “satu”, “dua”, “tiga”…. dengan jari tangannya?
Kalau anda perhatiin, ada perbedaan dengan kebiasaan orang Indonesia. Orang Indonesia umumnya mulai dari tangan dikepal dan saat menghitung “satu”, jari kelingking ditegakkan. Menghitung “dua”, jari manis ditegakkan, dst. Kalau orang Jepang, setahu saya, kebalikannya. Mereka selalu mulai dari telapak tangan terbuka, dan cara menghitungnya kebalikan orang Indonesia. Saat bilang “satu”, maka jarinya akan ditekuk/ditutupkan ke telapak tangan. Kalo nggak percaya, coba deh… jikken dengan teman Jepang anda.

20. Sepeda tidak boleh dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak yang diboncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang saja yang diboncengkan. Bila dilanggar, dendanya maksimal 20 ribu yen.

21. Kalo naik eskalator di Tokyo, kita harus berdiri di sebelah kiri, karena sebelah kanan adalah untuk orang yang terburu-buru. Jangan sekali-kali berdiri di kanan kalo kita ga langsung naik.

22. Pacaran di Jepang sungguh hemat, traktir2an bukan budaya pacaran Jepang. Jadi selama belum jadi suami-istri, siapin duit buat bayar sendiri-sendiri.

23. Nganter jemput pacar juga bukan budaya orang Jepang. Kalo mau ketemuan, ya ketemuan di stasiun.

24. Jangan pernah sekali-kali bilang ke orang jepang : “Gue maen ke rumah lu ya”. Karena itu dianggap ga sopan. Ke rumahnya cuma kalo udah diijinin.
25. “Aishiteru” yang berarti aku cinta kamu, jarang dipake sama orang pacaran, kecuali kalo mereka bener-bener udah mau nikah. Biasanya mereka make “Daisuke desu” buat ngungkapin kalo mereka sayang sama pacarnya.

26. Sebelum bepergian, biasanya orang Jepang selalu ngecek ramalan cuaca. Dan 90% ramalan cuaca itu akurat. Itu sebabnya kalo ada orang bawa payung, pasti kita bakal liat orang yang lainnya lagi bawa payung juga. Dan perempatan Shibuya adalah tempat yang paling menarik ketika hujan, karena dari atas kita akan melihat lautan payung yang berwarna-warni.

27. Bunga sakura adalah yang spesial di Jepang, karena bunganya hanya tumbuh 2 minggu selama setahun. Ketika tumbuh, bunganya memenuhi seluruh pohon, tanpa daun. Setelah 2 minggu, ga ada satupun sakura, yang ada hanyalah daun-daun hijau, tanpa , dan jadi ga menarik lagi.

19. Di Indonesia, kita bakal dapet duit kalo kita ngejual barang bekas kita ke toko jual-beli. Tapi di Jepang, kita malah harus bayar kalo mau naro barang kita di toko jual-beli. Itulah sebabnya kenapa orang Jepang lebih milih ninggalin TV bekas mereka gitu aja kalo mo pindah apartemen.

28. Di perempatan jalan Kyoto, perempatan jalan yang kecil, ga ada mobil sama sekali, tapi ada lampu merah, pejalan kaki selalu berhenti ketika lampu tanda pejalan kaki menunjukkan warna merah. Mereka santai aja, baca koran, ngobrol, ngerokok, dan kemudian jalan lagi ketika lampu sudah hijau. Padahal ga ada mobil yang lewat satupun. Mungkin kalo mereka ngelanggar peraturan juga ga akan celaka.

29. Mereka ga percaya Tuhan (mayoritas atheis), tapi mereka bisa disiplin dan taat sama peraturan. Entahlah…

Tambahan yang mungkin anda tidak ketahui :
Kawasan hutan lindung Aokigahara di Jepang selama ini terkenal dengan dua hal. Pertama, hutan di sebelah barat Ibukota Tokyo ini menyajikan pemandangan Gunung Fuji yang indah dengan udara yang menyegarkan. Namun, hal berikut yang membuat hutan ini menyajikan suasana angker adalah di situlah tempat favorit untuk bunuh diri. Konon, tak sedikit mayat orang-orang yang bunuh diri di sana tak lagi ditemukan.