Kekasih Opi Sebut Pacarnya tidak pernah mengaku BRIMOB Dirinya saling mencintai, Gebrak siap kawal

By on Selasa, 16 September 2025

Mamuju,Kareba1.com- Sepasan sejoli sebut saja bunga nama samaran warga tambi kini merana sendirian sejak kekasi hatinya OP 24 tahun dapat masalah dan dipenjara awal juli 2025 lalu. Sejak itu komunikasi putus hingga berminggu, rindu berat tak terbendung lagi didampingi orang tuanya bunga menjenguk pacarnya ditahanan resmob Polres Mamuju.
Rasa rindu bunga sedikit terobati namun iya tak tega melihat kekasihnya dalam trali besi. Iya meminta ibunya agar bisa menemani dalam tahan, tetapi tdak diperbokekan.

Bunga mengaku sudah pacaran lama dan iya saling mencintai, sejak awal iya sudah mengetahui aktivitas pacarnya seorng meksnik di bengkel motor, sejak berkenalan pacarnya tidak pernah mengaku seorang seorng anggota BRIMOB, seperti yang diberitakan dimedia sosial. Bunga mengaku iya sangat herang sedih ketika nendengar kekasinya di tangkap polisi.

Sebelum peristiwa tersebut Mama Bunga mendengar kekasinya anaknya dikeroyok sejumlah pemuda didepan posyandu lingk tambi tidak jauh dari rumahnya. Setelah pengeroyokan Hasbi polisi yg ada tempat kejadian mengamankan dan membawa opi ke Polres .

Akibat peristiwa ini bunga telah putus sekolah sejak kekasinya ditangkap, iya sudah merasa semagat lenyap.

 

Kasus Opi: Dari Korban Penganiayaan Hingga Ditetapkan Tersangka Pencabulan, Keluarga Pertanyakan Proses Hukum

Kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang pemuda bernama Opi 24 tahun, warga Tadui, Kecamatan Mamuju, kini menuai perhatian setelah dirinya justru ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan terhadap pacarnya sendiri, sebut saja bunga (nama samaran) , seorang pelajar di salah satu sekolah di Mamuju.

Menurut Abd. Rahman, 50 tahun orang tua Opi, peristiwa bermula ketika pada suatu malam anaknya (Opi) menerima telepon dari teman-temannya di Tambi yang mengajaknya berkumpul dalam sebuah acara. Namun setibanya di lokasi, justru dikeroyok oleh sejumlah pemuda, bahkan ada yang tidak ia kenal. Pukulan demi pukulan diarahkan ke kepala, badan, dan sekujur tubuh anaknya.

Dalam pengeroyokan itu, disebutkan ada keterlibatan seorang oknum polisi bernama Kasbi, warga Tambi sekaligus keponakan dari Fitri. Kasbi diduga ikut melakukan pemukulan terhadap Opi.

Usai peristiwa pengeroyokan, Opi sempat menghubungi seorang temannya yang bertugas di Brimob yang merupakan langganan bengkelnya untuk meminta pertolongan. Namun rekannya menyarankan agar Opi melapor ke pihak kepolisian.

Di tempat kejadian saat itu ada seorang anggota polisi Hasbi dan memgamankan. Ironisnya, bukannya dilindungi, Opi justru dibawa ke Polres Mamuju. Namun alih-alih diamankan, ia malah dimasukkan ke dalam sel tahanan.

Orang tua Opi mengaku, di dalam sel anaknya kembali dipukuli. Bahkan, oknum polisi yang berjaga disebut membuka pintu sel dan memasukkan sejumlah pemuda dari Tambi untuk kembali menganiaya Opi hingga nyaris pingsan. Hingga kini, keluarga mengaku tidak pernah menerima surat penahanan resmi.

Yang mengejutkan, tak lama kemudian Opi justru ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan terhadap bunga (Nama samaran). Padahal menurut keterangan orang tuanya, dirinya tidak pernah melapor,
melainkan hanya menandatangani surat yang dibawa oleh pihak kepolisian ke rumahnya.

Orang tua Opi juga menambahkan, sebelumnya pernah ditelepon oleh Hasbi yang menyatakan tidak suka jika keponakannya (bunga) berpacaran dengan Opi.

Dalam peristiwa Pihak keluarga kedua belah pihak sebenarnya telah membuat surat kesepakatan damai dan bahkan berencana menikahkan keduanya. Namun, rencana tersebut terhambat karena proses hukum di kepolisian.

“Kami hanya meminta agar anak kami ditahan di luar (tahanan luar), supaya bisa segera dinikahkan. Kami sudah ada surat damai dengan keluarga bunga, tapi kendalanya ada di polisi,” ungkap orang tua Opi.
Kasus ini kini menjadi sorotan, sebab dari korban penganiayaan, Opi justru berbalik ditetapkan sebagai tersangka pencabulan. Keluarga pun mendesak adanya keadilan dan transparansi dalam penanganan kasus ini.

Bapak bunga mengaku laporan dilakukan orng lain dan hanya mengunakan atas namanya, namun laporan tersebut kami sudah cabut.

Senentara itu idam ketua Gebrak sulbar berharap bisa selesai secara dengan baik,  aparat penegak hukum bisa lebih proporsional sebagai pengayom masyarakat, oknum polisi  terlibat pelanggaran kode etik agar diberi sangsi.

Idam ketua Gebrak

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *