- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
DPRD Sulbar Kecewa Pperusahaan Tambang Batu Gajah Mangkir
ADVETORIAL
Mamuju Kareba1
Ratusan warga Desa Lebani melakukan rapat dengan anggota DPRD Sulbar terkait penolakan operasional tambang batu gajah di desanya.
Dalam rapat DPRD Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) akan menjadwalkan ulang rapat dengar pendapat (RDP) terkait polemik tambang batu gajah di Desa Lebani, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju.
Hal itu lantaran ketidakhadiran pihak perusahaan PT Tambang Batu Andesit pada agenda rapat dengar pendapat pada Senin (15/8/2022).
Padahal Sekretariat DPRD Sulbar sudah melayangkan undangan ke OPD Pemprov Sulbar dan Pemkab Mamuju yang berkaitan dengan polemik operasional perusahaan tambang batu gajah di Desa Lebani.
“Rapat tidak bisa dilakukan tanpa kehadiran pihak perusahaan. Maka dari itu kita akan agendakan ulang sampai pihak perusahaan hadir,” ujar Wakil Ketua I DPRD Sulbar, Usman Suhuriah, Selasa (16/8).
Sementara Wakil Ketua Komisi IV DPRD Sulbar, Hatta Kainang menyayangkan pihak perusahaan yang mangkir dari panggilan.
Menurut dia, pihak perusahaan seharusnya hadir untuk menyampaikan pendapatnya dalam forum agar tak terjadi miskomunikasi atau salah persepsi.
“Sangat disayangkan karena inti dari permasalahan adalah pihak perusahaan, tetapi justru tidak hadir dalam rapat,” kata Hatta.
Usai RDP pertama ditunda karena ketidakhadiran pihak perusahaan, DPRD Sulbar akan menjadwalkan ulang RDP kedua dalam waktu dekat.
“Kalau mau bersikap represif, maka kami akan menggunakan kewenangan kami sesuai UU MD3, yaitu melakukan pemanggilan paksa dengan bantuan kepolisian jika pemanggilan pertama dan kedua tidak dihadiri,” pungkasnya.
0 comments