- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
Idris Buka Festival Ada’ Tuho Ulumanda
Polman– Sekprov Sulbar Muhammad Idris membuka Festival Ada’ Tuho Ulumanda, di Taman Budaya dan Museum Buttu Ciping, Desa Batulaya, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Sabtu, 24 Juni 2023 malam.
Mengangkat tema “Sakka’ Pariama” Penerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Menjaga Ketahanan Pangan, festival itu diselenggarakan oleh UPTD Taman Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar.
Menjaga ketahanan pangan dengan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap ritual pada salah satu unsur Ada’ Tuho yaitu Sakka’ Pariama, merupakan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Sulbar.
Pada festival tersebut, tradisi dan ritual Ada’ Tuho divisualisasikan dalam bentuk pertunjukan seni, drama, musik dan tari.
Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengatakan, penyelenggaraan festival sebagai salah satu upaya mendorong sanggar-sanggar seni yang ada di Sulbar agar semakin kuat, dan pemerhati seni juga semakin eksis.
“Pemerintah harus bisa berada dibagian terdepan untuk mendorong sanggar-sanggar seni bisa lebih hidup lagi kedepan,”kata Idris
Idris menjelaskan, Ada’ Tuho merupakan salah satu bentuk aturan adat yang ada di tengah-tengah masyarakat Ulumanda.
“Ada’ Tuho ini banyak pesan yang disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya bagaimana menjaga ketahanan pangan berbasis nilai lokal,”ujar Idris
Idris berharap penyelenggaraan festival tetap berlanjut. Oleh karenanya, Ia mendorong para pemerhati dan komunitas seni yang ada di kabupaten untuk mengambil peran dalam rangka melestarikan seni dan budaya Sulbar.
Ia menambahkan, kebudayaan merupakan salah satu sektor yang dapat mamajukan Sulbar selain dari sektor strategis, seperti kelautan, perikanan, perdagangan, perindustrian maupun pertanian.
“Provinsi ini harus juga bisa maju dari sektor kebudayaan. Pariwisata itu kompatibel dengan kebudayaan, pariwisata tidak akan maju tanpa ada kebudayaan begitupun sebaliknya,”tutupnya (mhy)
0 comments