- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
Tak Miliki Sistem Pengairan, Padi Petani di Tapalang Barat Alami Kekeringan
MAMUJU KAREBA1 – Petani di Desa Pasabu Kecamatan Tapalang Barat Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat
mengeluh akibat tidak adanya sistem pengairan di atas lahan pertanian padi mereka sehingga membuat lahan pertanian mereka sering mengalami kekeringan.
“Lahan pertanian padi petani di Desa Pasabu Kecamatan Tapalang Barat Mamuju sering mengalami kekeringan karena tidak adanya sistem pengairan,” kata Akbar salah seorang petani di Mamuju.
Ia mengatakan, terkadang sawah petani di Desa Pasabu dibiarkan menganggur dan jumlahnya mencapai puluhan hektare.
“Sawah petani kadang menganggur dalam setahun, apalagi dengan kondisi kemarau seperti sekarang ini, lahan padi petani tidak dapat dikelola karena tidak didukung sarana pengairan untuk mengairi sawah petani yang tidak ada,” katanya.
Menurut dia, tidak adanya sumber air yang dapat mengiri sawah, dan sarana irigasi yang tidak maksimal dibangun merupakan kendala bagi petani dalam memaksimalkan pengelolaan lahan pertanian padinya.
Ia mengatakan, sawah petani tidak dapat dimanfaatkan menjadi sumber ekonomi petani meningkatkan kesejahteraannya.
Oleh karena itu ia berharap agar ada solusi dari pemerintah menyelesaikan masalah sawah petani di Desa Pasabu yang hanya mengandalkan hujan, agar petani dapat menanam dua kali dalam setahun.
“Kalau kondisi kemarau dan tidak didukung sarana irigasi memadai,tentu petani hanya menanam satu kali dalam setahun itu pun juga tidak dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.
Penulis : Ikal
Editor : Gufran Padjalai
0 comments