- Pj. Gubernur Sulbar, Prof Zudan Resmikan Gedung Bangunan Pendidikan SMA/SMK Sumber DAK di Mamuju Tengah
- DPRD Sulbar Bahas Ranperda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
- Bersama Forkopimda Lakukan Mitigasi Kerawanan Pemilu Serentak
- Zain Resmi Jabat PJ Bupati Mamasa, Yakub Solon Kembali Jalankan Tugas Sebagai Asisten II Pemprov Sulbar
- DPRD Sulbar Sepakati Perda Pajak dan Retribusi Daerah
- DPRD Sulbar Rapat PAW Fitriani dan Ebsan Dilantik Menjadi Anggota DPRD
- Terima Audiensi LP3KD , Pj Gubernur Sulbar Siap Dukung Perwakilan Pesparani
- Deklarasi Dukungan Capres 2024
- Gebrak Tuntut Pj Gubernur Evaluasi Pokja
- Securitity Mempertontonkan Pornografi kepada Anak, sejumlah orang tuanya murid SD Muhammadiyah minta proses hukum
Kritik Atas Konsep Modernisasi
Oleh: Jandry
Mahasiswa, Salah satu Perguaruan Tinggi.
MODERNISASI sejauh ini dipahami sebagai proses peralihan dari suatu masyarakat berkembang ke arah masyarakat yang lebih maju. Proses modernisasi memiliki pengertian bahwa tradisional dan modern merupakan awal dan akhir dari sebuah jalan yang harus ditapaki oleh masyarakat negara berkembang.
Nilai-nilai, prilaku, dan cara berfikir tradisional dipaksa untuk dinamis dan modern oleh para pembuat teori modernisasi dimana pada awalnya dibayangkan sebagai suatu yang uniform (untuk semua negara berkembang sama) dan unilini (berjalan dalam garis lurus dalam gambaran tujuan masyarakat).
Nilai-nilai, prilaku, dan cara berfikir tradisional dipaksa untuk dinamis dan dimodern oleh para pembuat teori modernisasi dimana pada awalnya dibayangkan sebagai suatu yang uniform (untuk semua negara berkembang sama) dan unilini (berjalan dalam garis lurus dalam gambaran tujuan masyarakat).
Dalam prosesnya, modernisasi menganggap bahwa segala cara dan prilaku yang tradisional dalam suatu masyarakat, dipahami sebagai sesuatu yang tidak modern dan modernitas masyarakat negara-negara industri di Barat dijadikan gambar panutan pembangunan.
Di sini, gambaran secara umum terhadap keterbelakangan suatu masyarakat, hanya dilihat dari faktor-faktor internal atau faktor-faktor yang terjadi didalam negara yang bersangkutan. Oleh teori modernisasi hal itu dinilai sebagai penghambat pembangunan. Seperti kurangnya pendidikan pada sebagian besar masyarakat negara berkembang. Adanya budaya lokal yang kurang menghargai nilai-nilai material dan sebagainya.
Padahal, dalam suatu masyarakat atau negara, juga terdapat faktor-faktor external penghambat pembangunan yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Dalam hal ini, teori modernisasi cenderung menggeneralisasikan seluruh konsepnya untuk diterapkan terhadap semua konteks masyarakat dimanapun dan kapanpun. Semua masyarakat tradisional yang ditandai oleh cara berpikir yang irrasional serta cara kerja yang tidak efisien dianggap terbelakang.
Begitupun sebaliknya suatu masyarakat modern dicirikan sebagai masyarakat yang pemikirannya rasional dan cara kerjanya yang efisien dan seterusnya. Dengan demikian, pemusatan pembangunan akan selalu berorientasi Barat yang notabene sudah maju dalam bidang industri.
Hal mengakibatkan strategi penerapan modernisasi secara universal tidak pernah mampu merubah laju masyarakat yang disebut terbelakang menjadi lebih baik sesuai realitas.
0 comments