Sekprov Sulbar: Perlu Gagasan Baru Susun Dokumen Perencanaan

By on Rabu, 10 Maret 2021

Mamuju Kareba1-, Sekprov Sulbar Muhammad Idris menekankan hal yang terpenting dalam menyusun dokumen perencanaan adalah perlu adanya gagasan baru atau inovasi-inovasi baru yang dihasilkan pada aspek produktivitas.

 

Hal tersebut disampaikan Sekprov Sulbar, Muhammad Idris pada acara penyusunan dokumen perencanaan perangkat daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Sulbar, yang berlangsung di Hotel Meganita, Jalan Pattalundru, Mamuju, Selasa 9 Maret 2021.

“Jangan fokus pada dokumennya, akan tetapi kita harus berbicara mengenai konten baru atau gagasan-gagasan baru,”tegas Idris

 

Idris mengungkapkan, tantangan di Sulbar saat ini adalah bagaimana memanfaatkan potensi yang ada dan ketika berbicara mengenai potensi pada sektor perikanan yang tak terbatas, mempunyai perbandingan ketika berbicara mengenai kemiskinan yang titik tertinggi di Sulbar itu adalah nelayan.

 

“Ini artinya antara kebanggaan atas potensi dengan capaian-capaian kesejahteraan itu kita ada problem dan problem. Selama ini kita hanya menggambar hal-hal yang kecil dan berantakan, yang seharusnya kita menggambar hal-hal yang kecil dari gambar yang besar akhirnya kita berbicara kesejahteraan masyarakat Sulbar dari sektor kelautan dan perikanan,”kata Idris

 

Lebih lanjut, Idris mengatakan, sangat menyedihkan kalau bagian-bagian elementer diabaikan, pendataan yang amburadul, perencanaan yang bongkar pasang dan kurang connecting dengan pemerintah pusat.

 

Mengenai pemanfaatan teknologi, Idris menegaskan, Pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan harus menjadi level pertama penguasaan teknologi, sebab hal tersebut yang akan mendorong perubahan organisasi ke arah teknologi.

 

“Tanpa hal itu tidak mungkin sekarang ini kita mampu bersaing menjual produk-produk hasil kelautan kita, kalau kita hanya memproduksi tanpa ada market basisnya teknologi,”pungkasnya

 

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Fadli Syamsuddin mengatakan, saat ini pihaknya hanya berfokus pada input yang di dalamnya terdapat program, sehingga tidak mengukur efektivitas sampai dimana, sebab efektivitas itu terkait dengan outcome yang tentunya lebih dari input.

 

“Saya melihat selama lima bulan di Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi ini, kita tidak mengukur efisiensi sampai seberapa besar, kita lebih fokus kepada prosedur anggaran kita yang terkendala dan sebagainya, tetapi selalu saya mengatakan kepada teman-teman bahwa itu bukan kendala tetapi itu merupakan tugas kita untuk merubah,”kata Fadli

 

Menurut Fadli, dari hal tersebut dirinya memikirkan bentuk evaluasi yang bisa dijadikan best practice yang mana didalamnya terdapat aspek indikator dan lainya.

 

Ia menambahkan, saat ini Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai program unggulan yaitu, strategi pengembangan perikanan tangkap melalui kecepatan sistem logistik rantai dingin, rantai pasok dan transportasi.

 

“Dalam hal ini seperti tuna leading center dan sebagainya, karena kami ingin fokus di ikan tuna,”tutupnya

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

20 − two =