Waspada Kasus DBD, Dinkes Sulbar Ajak Masyarakat Galakkan Gerakan 3M Plus

By on Senin, 15 September 2025

Majene – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan mencatat, sejak Januari hingga Mei 2025, terdapat 56.269 kasus DBD dengan Incidence Rate (IR) sebesar 19,86 per 100.000 penduduk.

Dari jumlah tersebut, 250 kasus berakhir dengan kematian, sehingga Case Fatality Rate (CFR) mencapai 0,44%. Kasus ini telah tersebar di 34 provinsi, dengan laporan kematian di 24 provinsi.

Situasi serupa di Sulawesi Barat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, hingga September 2025 tercatat 831 kasus DBD dengan 3 kematian, sementara kasus malaria mencapai 74 kasus. Kondisi ini menjadi peringatan serius bagi seluruh pihak untuk bergerak bersama mencegah penyebaran penyakit.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menegaskan pentingnya langkah cepat dan terpadu untuk pengendalian DBD. Salah satunya melalui Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, yang terbukti efektif dan murah.

“Gerakan 3M Plus harus menjadi budaya bersama: Menguras dan menyikat tempat penampungan air, Menutup rapat wadah air, serta Mendaur ulang barang bekas. Plus berbagai langkah tambahan seperti menaburkan larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman pengusir nyamuk, hingga menggunakan kelambu atau obat anti nyamuk,” jelasnya.

Ia menambahkan, penanganan DBD dan malaria merupakan bagian dari implementasi Panca Daya Sulbar Maju dan Sejahtera yang digagas Gubernur Sulbar Suhardi Duka, dan Wakil Gubernur, Salim S. Mengga.

“Tujuannya adalah mewujudkan sumber daya manusia Sulbar yang sehat, unggul, dan berkarakter. Karena hanya dengan masyarakat yang sehat, kita bisa melangkah lebih jauh menuju pembangunan yang berkelanjutan,” tegas dr. Nursyamsi. (Rls)

Dengan kondisi ini, Dinkes Sulbar mengajak masyarakat untuk aktif berperan serta menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan langkah pencegahan mandiri di rumah masing-masing. Kolaborasi masyarakat, pemerintah, dan lintas sektor diyakini akan mampu menekan kasus DBD maupun malaria di Sulawesi Barat. (Rls)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *