Dinkes Sulbar percepat target pembangunan kesehatan

By on Selasa, 22 Juli 2025

Mamuju -Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat menegaskan pentingnya penguatan kolaborasi lintas bidang dalam rangka mempercepat pencapaian target pembangunan kesehatan di Sulawesi Barat pada 22 July 2025.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, mengatakan, konsolidasi internal untuk memperkuat sinergi antar bidang, khususnya dalam menangani permasalahan stunting yang hingga kini masih menjadi tantangan serius sangat penting dilaksanakan.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Sulawesi Barat masih berada di angka 35,4 persen jauh di atas rata-rata nasional.

“Stunting bukan hanya persoalan gizi, tetapi juga soal sanitasi, edukasi, akses pelayanan kesehatan, dan pola pengasuhan.

Oleh karena itu, tidak cukup jika hanya ditangani oleh satu bidang atau satu sektor saja.

“Diperlukan kolaborasi aktif dari semua bidang dalam organisasi kita,” ujar dr. Nursyamsi dalam arahannya.

Penanganan stunting, lanjutnya, merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat di bawah kepemimpinan Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga.

Dengan visi Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera, sektor kesehatan memiliki peran strategis untuk memastikan generasi masa depan tumbuh sehat dan cerdas,yang terurai dalam Misi Panca Daya

Plt Kadinkes Sulbar, juga mengajak seluruh jajaran untuk bekerja dengan semangat kolaboratif dan integratif, mengedepankan data, inovasi, dan pendekatan berbasis keluarga dalam setiap intervensi program.

“Kita semua harus menjadi bagian dari solusi. Bukan hanya menggugurkan kewajiban, tetapi bekerja dengan hati, menyatu dalam satu gerak membangun Sulbar yang sehat dan sejahtera,” pungkasnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat terus berkomitmen mendukung penuh program prioritas daerah melalui penguatan perencanaan, pelayanan kesehatan dasar, dan pemberdayaan masyarakat, utamanya di wilayah-wilayah dengan prevalensi stunting tinggi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *